Kamis, 06 Oktober 2016

PERBEDAAN FILSAFAT BAHASA DENGAN FILSAFAT ILMU BAHASA



PERBEDAAN FILSAFAT BAHASA DENGAN FILSAFAT ILMU BAHASA
                        Description: http://unefa.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/logo_unefa.png
       DISUSUN OLEH:
NAMA       : SARMALENNI  NAINGGOLAN
NIM         : 141202001
JURUSAN    : BAHASA INDONESIA
M.K         : FILSAFAT BAHASA
DOSEN      : BILFERI HUTAPEA,SS,M.Pd.

TAHUN AJARAN 2016/2017
    UNIVERSITAS EFARINA






KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Filsafat Bahasa, dengan harapan berguna bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.
Dalam penulisan makalah ini saya ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini, khususnya kepada bapak Bilferi Hutapea selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Bahasa. Saya merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran yang positif dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini dan pembuatan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. sekian dan terimakasih.




Penulis

SARMALENNI NAINGGOLAN






DAFTAR ISI
            BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
D.    Manfaat penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengerian Filsafat
B.     Pengertian Filsafat Bahasa
C.     Pengertian Filsafat Ilmu Bahasa
D.    Perbedaan Filsafat Bahasa dengan Filsafat Ilmu Bahasa
E.     Hubungan Bahasa dan Ilmu Bahasa
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filsafat bahasa hadir dalam dunia filsafat merupakan pendatang baru. Filsafat bahasa baru berkembang sekitar abad XX setelah munculnya linguistik modern yang dipelopori oleh tokoh strukturalis yaitu Mongin Ferdinand de Saussure (1857-1913). Sebenarnya perhatian para filsuf terhadap bahasa telah berlangsung lama, yakni sejak zaman prasocrates, yaitu ketika Herakleitos membahas tentang hakikat segala sesuatu termasuk alam semesta. Namun, dalam perjalanan sejarah aksentuasi (titik tekan) perhatian filsuf berbeda-beda dan sangat bergantung pada perhatian dan permasalahan filsafat yang dikembangkannya.
Filsafat bahasa merupakan salah satu cabang filsafat yang mengandalkan analisis penggunaan bahasa karena banyak masalah-masalah dan konsep-konsep filsafat yang hanya dapat dijelaskan melalui analisis bahasa karena bahasa merupakan sarana yang vital dalam filsafat.
Filsafat bahasa merupakan studi filsafati berdasarkan nilai apriori atau aposteriori dari bahasa dan bagaimana bahasa itu dijadikan sebagai alat komunikasi. Filsafat bahasa sebagai studi analisis filsafati, pemaknaan bersifat objektif dan subjektif. Bersifat objektif, apabila makna yang diungkap merupakan makna yang dikandung secara leksikal/denotasi dalam sebuah wacana lisan atau tulisan. Bersifat subjektif, apabila makna yang diungkap ada dalam mata si pembaca dan merupakan makna kontekstual, yaitu apa yang ada di balik makna kata tersebut/konteks.  
B. Rumusan Masalah 
1. Apa pengertian filsafat bahasa?
2. Apa pengertian filsafat ilmu bahasa?
3. Bangaimana  perbedaan filsafat bahasa dan filsafat ilmu bahasa?

C. Tujuan Penulisan 
1. Mengetahui pengertian filsafat bahasa.
2. Mengetahui pengertian filsafat ilmu bahasa.
3. Mengetahui perbedaan filsafat bahasa dan filsafat ilmu bahasa.
D.  Manfaat Penulisan 
    Hasil penulisan di atas dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat luas. Sehingga mengetahui pengertian filsafat bahasa dan filsafat ilmu bahasa dan mengetahui perbedaan filsafat bahasa dan filsafat ilmu bahasa dalam mata kuliah Filsafat Bahasa.














BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
1. Secara Etimologi
Secara etimologi, istilah filsafat merupakan derivasi dari kata “falsafah” (bahasa Arab) yang diadopsi dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “Philoshopia” yang terbentuk dari dua kata; “philien/philo” yang berarti cinta dan “shopia” yang berarti kebijaksanaan; pengetahuan. Secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan dan orangnya disebut “filosof”. Orang yang pertama kali memakai kata “filsafat” adalah Phytaghoras, filosof Yunani (582-496 SM).
Secara etimologis filsafat berarti :
1. cinta akan kebenaran.
            2. suatu dorongan terus-menerus untuk mencari dan mengejar kebenaran.
2. Secara Terminologi
Pengertian Filsafat dari beberapa ahli adalah sebagai berikut.
        a. Kamus Besar Bahasa Indonesia  (1997:227)
1)Teori atau analisis logis tentang prinsip-prinsip yang mendasari pengaturan, pemikiran, pengetahuan, dan sifat alam semesta
2) Prinsip-prinsip umum tentang suatu bidang pengetahuan
3) Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi
4) Suatu cara berpikir yang radikal, menyeluruh, dan mengupas sesuatu sedalam-dalamnya
Akal budi adalah mencakup keseluruhan kemampuan yang spesifik manusiawi, yakni daya cipta, karsa, dan rasa. Filsafat mengkaji hakikat segala yang ada di dunia ini, baik dari manusia maupun sendiri maupun benda di sekitarnya.
        b. Plato (427-347 SM):
Plato (427sm – 347 SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli). Filsafat adalah ilmu yang berbicara tentang hakikat sesuatu.
        c. Aristoteles (Murid Plato)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi logika, matematika, metafisika, fisika, dan pengetahuan praksis. Aristoteles (384 sm – 322sm) mengatakan : filsafat adalah ilmus pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
        d. Marcus tullius cicero (106 sm – 43sm), politikus dan ahli pidato Romawi.
Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
        e. Al-Farabi (Filosof muslim terbesar sebelum Ibnu Sina yang meninggal 950 M)
Filsafat adalah ilmu:yang bertugas untuk mengetahui semua yang ada karena ia ada. Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
        f. Imanuel Kant (1724-1804), filosof abad renainses dari Jerman:
Filsafat adalah ilmu pengetahuan mengenai pokok pangkal dari segala perbuatan dan pengetahuan. Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu: ” apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika) ” apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika) ”sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi).


      g. Prof. Dr. Fuad hasan, Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia
Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan.
      h. Bertrand Russel:
Filsafat ialah kegiatan berpikir kritis yang bersifat serius. Fungsi filsafat bagi Russel sebagai pengkritik pengetahuan, mengkritisi asas-asas ilmu pengetahuan. Ia mengatakan filsafat adalah menjawab pertanyaan tinggi (sulit) yang tidak dapat dijawab oleh sains. Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains.
    i. William James:
Filsafat adalah kumpulan pertanyaan yang belum terjawab oleh sains secara memuaskan.
    j. Fung Yu Lan:
Filsafat adalah pikiran sistematis dan merupakan refleksi tentang kehidupan.
Dalam khazanah keilmuan Islam pengertian filsafat disejajarkan dengan pengertian “Hikmah”. Bagi dunia Islam filsafat adalah hikmah itu sendiri. Seperti yang dikatakana oleh Ibn Abbas hikmah adalah ucapan yang rasional yang dipelihara oleh kekuatan empirik. Meskipun pengertian filsafat yang diberikan oleh para ahli filsafat baik Barat maupun Timur, klasik maupun modern berbeda-beda, namun dari semua definisi tersebut dapat diambil kesimpulan yang mengarahkan pada kesamaan pengertian filsafat:
1. filsafat merupakan proses pencarian kebenaran.
2. filsafat merupakan proses berfikir yang mendalam
3. filsafat adalah pencarian hakikat dari sesuatu hal yang ada.
Simpulan:
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam, sungguh-sungguh, dan radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.
B.Pengertian Filsafat Bahasa
1. Kaelan, 1998:6-7:
Bahasa sebagai sarana analisis para filsuf dalam memecahkan, memahami, dan menjelaskan konsep-konsep dan problem-problem filsafat. Dengan perkataan lain, bahasa digunakan sebagai alat analisis konsep-konsep dan masalah-maslah filsafat.
Salah satu cabang filsafat yang mengandalkan analisis penggunaan bahasa karena banyak masalah dan konsep filsafat yang hanya dapat dijelaskan melalui analisis bahasa sebab bahasa merupakan sarana yang vital dalam filsafat.
2. Verhaar:
Filsafat bahasa mengandung dua makna yaitu:
(1) Filsafat mengenai bahasa
Bahasa dijadikan sebagai objek berfilsafat, seperti ilmu bahasa, psikolinguistik, sejarah asal-usul bahasa.
(2) Filsafat berdasarkan bahasa.
Bahasa dijadikan sebagai landasan atau acuan dalam berfilsafat. Bahasa dianggap sebagai alat yang dapat mengungkapkan gerak-gerik hati manusia, terutama ia berpikir, bagaimana pandangannya mengenai dunia dan manusia itu sendiri tanpa terlebih dahulu menyusun sistemnya. Dalam hal ini, menurut Verhaar bahasa mengandung dua pengertian; bahasa eksklusif yaitu bahasa komunikasi sehari-hari yang dipakai sebagai pedoman filsafat analitik dan bahasa inklusif yaitu bahasa musik, bahasa cinta, bahasa alam yang dijadikan arahan dalam hermeneutika.
3. Rizal Mustansyir:
Filsafat bahasa adalah penyelidikan secara mendalam terhadap bahasa yang dipergunakan dalam filsafat, sehingga dapat dibedakan pernyataan filsafat yang bermakna dan tidak bermakna.

4. Asep A. Hidayat:
Filsafat bahasa dalam pengertian sebagai ilmu adalah kumpulan dari hasil pemikiran filosof tentang hakikat bahasa yang disusun secara sisitematis untuk dipelajari dengan menggunakan metode tertentu. Sedangkan pengertian filsafat bahasa sebagai sebuah metode adalah metode berfikir secara mendalam, logis, dan universal mengenai hakikat bahasa.

C. Pengertian Filsafat Ilmu Bahasa
Filsafat mengambil peran penting karena dalam filsafat kita bisa menjumpai pandangan-pandangan tentang apa saja (kompleksitas, mendiskusikan dan menguji kesahihan dan akuntabilitas pemikiran sertagagasan-gagasan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan intelektual (Bagir, 2005).
Menurut kamus Webster New World Dictionary, kata science berasal dari kata latin, scire yang artinya mengetahui. Secara bahasa science berarti “keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan (knowledge) yang dikontraskan melalui intuisi atau kepercayaan. Namun kata ini mengalami perkembangan dan perubahan makna sehingga berarti pengetahuan yang sistematis yang berasal dari 11 observasi, kajian, dan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menetukan sifat dasar atau prinsip apa yang dikaji. Sedangkan dalam bahasa Arab, ilmu (ilm) berasal dari kata alima yang artinya mengetahui. Jadi ilmu secara harfiah tidak terlalu berbeda dengan science yang berasal dari kata scire. Namun ilmu memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan science (sains). Sains hanya dibatasi pada bidang-bidang empirisme – positiviesme sedangkan ilmu melampuinya dengan nonempirisme seperti matematika dan metafisika (Kartanegara, 2003). Berbicara mengenai ilmu (sains) maka tidak akan terlepas dari filsafat. Tugas filsafat pengetahuan adalah menunjukkan bagaimana “pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya”. Will Duran dalam bukunya The story of Philosophy mengibaratkan bahwa filsafat seperti pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri inilah sebagai pengetahuan yang di antaranya ilmu. Filsafat yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Semua ilmu baik ilmu alam maupun ilmu sosial bertolak dari pengembangannya sebagai filsafat.
Filsafat ilmu bahasa/kebahasaan adalah filsafat yang berupaya untuk memecahkan  masalah-masalah filosofis dengan cara menganalisis makna kata dan hubungan logis antarkata di dalam bahasa. Yang diteliti dalam ilmu bahasa adalah bahasa yang terdiri dari linguistik murni (fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik)  dan linguistik terapan (pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi dll).  Kegunaan dan peranan filsafat bahasa itu sangat penting pada pengembangan ilmu bahasa karena filsafat bahasa itu adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat bahasa, sebab, asal dan hukumnya. ilmu bahasa atau lingkungan yang membahas ucapan tata bahasa dan kosakata filsafat bahasa lebih berkenaan dengan arti atau arti bahasa.

D. Perbedaan Filsafat Bahasa dengan Filsafat Ilmu Bahasa
Sebelum melangkah lebih lanjut, alangkah baiknya perlu dibedakan istilah filsafat bahasa (the philosophy of language) dengan filsafat ilmu bahasa/linguistik (linguistic philosophy). Dalam buku The Philosophy of Language  (Searle, 1971: 1) pada bab pendahuluan dijelaskan bahwa:
Linguistic philosophy consists in the attempt to solve philosophical problems by analysing the meanings of words, and by analysing logical relations between words ini natural languages….The philosophy of language consists in the attempt to analyse certain general features of language such as meaning, reference, truth, verification, speech acts, and logical necessity.
Filsafat ilmu bahasa/kebahasaan berupaya untuk memecahkan  masalah-masalah filosofis dengan cara menganalisis makna kata dan hubungan logis antarkata di dalam bahasa.  Sementara itu, filsafat bahasa lebih menekankan pada analisis unsur-unsur umum dalam bahasa seperti makna, acuan (referensi), kebenaran, verifikasi, tindak tutur, dan ketidaknalaran.           
         Filsafat bahasa merupakan studi filsafati berdasarkan nilai apriori atau aposteriori dari bahasa dan bagaimana bahasa itu dijadikan sebagai alat komunikasi. Filsafat bahasa sebagai studi analisis filsafati, pemaknaan bersifat objektif dan subjektif. Bersifat objektif, apabila makna yang diungkap merupakan makna yang dikandung secara leksikal/denotasi dalam sebuah wacana lisan atau tulisan. Bersifat subjektif, apabila makna yang diungkap ada dalam mata si pembaca dan merupakan makna kontekstual, yaitu apa yang ada di balik makna kata tersebut/konteks. Sedangkan Filsafat ilmu Bahasa adalah Ilmu yang objeknya bahasa. Yang diteliti dalam ilmu bahasa adalah bahasa yang terdiri dari linguistik murni (fonetik, fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik)  dan linguistik terapan (pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi dll).
Kegunaan dan peranan filsafat bahasa itu sangat penting pada pengembangan ilmu bahasa karena filsafat bahasa itu adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat bahasa, sebab, asal dan hukumnya. Jadi pengetahuan dan penyelidikan itu terfokus kepada hakekat bahasa juga sudah termasuk perkembangannya. Pada dasarnya perkembangan filsafat analatika bahasa meliputi tiga aliran yang pokok yaitu atomisme logis, positivisme logis, dan filsafat bahasa biasa. Aliran filsafat bahasa juga memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya adalah kekaburan makna, bergantung pada konteks, penuh dengan emosi dan menyesatkan.
            Jadi peranan filsafat bahasa jelas sangat penting atau berpengaruh terhadap perkembangan ilmu bahasa. Namun berbeda dengan ilmu bahasa atau lingkungan yang membahas ucapan tata bahasa dan kosakata filsafat bahasa lebih berkenaan dengan arti atau arti bahasa. Masalah pokok yang dibahas dalam bahasa lebih berkenaan dengan bagaimana suatu ungkapan bahasa itu mempunyai arti sehingga analisa bahasa tidak lagi dimengerti atau tidak lagi dianggap harus didasarkan pada logika teknis baik logika formal maupun matematika tetapi berfilsafat didasarkan pada penggunaan bahasa biasa. Oleh karena itu mempelajari bahasa biasa menjadi syarat mutlak bila ingin membicarakan masalah-masalah filsafat, karena bahasa merupakan alat dasar dan utama untuk berfilsafat.
E. Hubungan Bahasa dan Ilmu Bahasa
Relasi antara hubungan bahasa dan pengetahuan bahasa dapat dikatakan sebagai hubungan kausalitas. Dan di dalam perkembangannya, bahasa sudah dijadikan obyek menarik bagi perenungan, pembahasan dan penelitian dunia filsafat. Selain bahasa mempunyai daya tarik tersendiri, ia juga memiliki kelemahan sehubungan dengan fungsi dan perannya yang begitu luas dan kompleks, seperti ia tidak bisa mengetahui dirinya secara tuntas dan sempurna, sehingga filsafatlah yag memberikan pengetahuan pada dirinya.

BAB III
         PENUTUP
      A.  KESIMPULAN
1.    Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam, sungguh-sungguh, dan radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.
2.    Filsafat bahasa dalam pengertian sebagai ilmu adalah kumpulan dari hasil pemikiran filosof tentang hakikat bahasa yang disusun secara sisitematis untuk dipelajari dengan menggunakan metode tertentu. Sedangkan pengertian filsafat bahasa sebagai sebuah metode adalah metode berfikir secara mendalam, logis, dan universal mengenai hakikat bahasa.
3.    Filsafat ilmu bahasa/kebahasaan berupaya untuk memecahkan  masalah-masalah filosofis dengan cara menganalisis makna kata dan hubungan logis antarkata di dalam bahasa.  Sementara itu, filsafat bahasa lebih menekankan pada analisis unsur-unsur umum dalam bahasa seperti makna, acuan (referensi), kebenaran, verifikasi, tindak tutur, dan ketidaknalaran.           
4.    Relasi antara hubungan bahasa dan pengetahuan bahasa dapat dikatakan sebagai hubungan kausalitas. Dan di dalam perkembangannya, bahasa sudah dijadikan obyek menarik bagi perenungan, pembahasan dan penelitian dunia filsafat.
        B.    SARAN
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi  memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.







DAFTAR PUSTAKA

A.Chaedar Alwasilah. 2010. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ambary, Abdullah. 1986. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: Djatnika.

Dardjowidjojo, Soejono. 2003. “ Menuju ke Penelitian yang Ekplanatori.” Dalam Soekamto, ed. Rampai Bahasa, Pendidikan, dan Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 330-339.

Devit, Michael & Kim Sterelny. 1987. Language & Reality: an introduction to the Philosophy of Language. Cambridge: The MIT Press.

Kaelan, M.S. 1998. Filsafat Bahasa: Masalag dan Perkembangannya. Yogyakarta: Paradigma.

Pangabean, Maruli. 1981. Bahasa Pengaruh dan Peranannya. Jakarta: Gramedia.

S. Suriasumantri. Jujun.2007. Filsafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer).Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Slametmuljana. Prof. Dr. 1982. Asal usul Bahasa dan Bahasa Nusantara Jakarta: Balai Pustaka.

Sugiarto, Bambang I. 1996. Postmoderisme: Tantangan bagi Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Surajiyo,Drs.2007. Filasafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Suriasumantri, Jujun S. Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakekat Ilmu. Jakarta: Yayasan obor Indonesia.

Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia. Ahmad Asep.2006. Filsafat Bahasa. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar