PERBEDAAN
FILSAFAT BAHASA DENGAN FILSAFAT ILMU BAHASA

DISUSUN OLEH:
NAMA :
SARMALENNI NAINGGOLAN
NIM : 141202001
JURUSAN : BAHASA
INDONESIA
M.K : FILSAFAT BAHASA
DOSEN : BILFERI HUTAPEA,SS,M.Pd.
TAHUN AJARAN 2016/2017
UNIVERSITAS EFARINA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah Filsafat Bahasa, dengan harapan berguna bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.
Dalam penulisan makalah ini saya ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini, khususnya kepada bapak Bilferi Hutapea selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat
Bahasa. Saya merasa masih banyak kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran yang positif dari
semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini dan
pembuatan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. sekian dan terimakasih.
Penulis
SARMALENNI NAINGGOLAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
D.
Manfaat penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengerian Filsafat
B.
Pengertian Filsafat Bahasa
C.
Pengertian Filsafat Ilmu Bahasa
D.
Perbedaan Filsafat Bahasa dengan
Filsafat Ilmu Bahasa
E.
Hubungan Bahasa dan Ilmu Bahasa
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat bahasa hadir dalam dunia
filsafat merupakan pendatang baru. Filsafat bahasa
baru berkembang sekitar abad XX setelah munculnya linguistik modern yang
dipelopori oleh tokoh strukturalis yaitu Mongin Ferdinand de Saussure
(1857-1913). Sebenarnya perhatian para filsuf
terhadap bahasa telah berlangsung lama, yakni sejak zaman prasocrates, yaitu
ketika Herakleitos membahas tentang hakikat segala sesuatu termasuk alam
semesta. Namun, dalam perjalanan sejarah aksentuasi (titik tekan) perhatian
filsuf berbeda-beda dan sangat bergantung pada perhatian dan permasalahan
filsafat yang dikembangkannya.
Filsafat bahasa merupakan salah satu
cabang filsafat yang mengandalkan analisis penggunaan bahasa karena banyak
masalah-masalah dan konsep-konsep filsafat yang hanya dapat dijelaskan melalui
analisis bahasa karena bahasa merupakan sarana yang vital dalam filsafat.
Filsafat bahasa merupakan studi
filsafati berdasarkan nilai apriori atau aposteriori dari bahasa dan bagaimana
bahasa itu dijadikan sebagai alat komunikasi. Filsafat bahasa sebagai studi
analisis filsafati, pemaknaan bersifat objektif dan subjektif. Bersifat
objektif, apabila makna yang diungkap merupakan makna yang dikandung secara
leksikal/denotasi dalam sebuah wacana lisan atau tulisan. Bersifat subjektif,
apabila makna yang diungkap ada dalam mata si pembaca dan merupakan makna
kontekstual, yaitu apa yang ada di balik makna kata tersebut/konteks.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat bahasa?
2. Apa pengertian filsafat ilmu bahasa?
3. Bangaimana
perbedaan filsafat bahasa dan filsafat ilmu bahasa?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian filsafat bahasa.
1. Mengetahui pengertian filsafat bahasa.
2. Mengetahui pengertian filsafat
ilmu bahasa.
3. Mengetahui perbedaan filsafat
bahasa dan filsafat ilmu bahasa.
D. Manfaat
Penulisan
Hasil penulisan di atas dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat luas. Sehingga mengetahui pengertian filsafat bahasa dan filsafat ilmu bahasa dan mengetahui perbedaan filsafat bahasa dan filsafat ilmu bahasa dalam mata kuliah Filsafat Bahasa.
Hasil penulisan di atas dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat luas. Sehingga mengetahui pengertian filsafat bahasa dan filsafat ilmu bahasa dan mengetahui perbedaan filsafat bahasa dan filsafat ilmu bahasa dalam mata kuliah Filsafat Bahasa.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
1. Secara Etimologi
Secara etimologi, istilah
filsafat merupakan derivasi dari kata “falsafah” (bahasa Arab) yang
diadopsi dari bahasa Yunani, yaitu dari kata “Philoshopia” yang
terbentuk dari dua kata; “philien/philo” yang berarti cinta dan “shopia”
yang berarti kebijaksanaan; pengetahuan. Secara etimologi filsafat berarti
cinta kebijaksanaan dan orangnya disebut “filosof”. Orang yang pertama
kali memakai kata “filsafat” adalah Phytaghoras, filosof Yunani (582-496
SM).
Secara etimologis filsafat berarti :
1. cinta akan kebenaran.
2. suatu dorongan terus-menerus
untuk mencari dan mengejar kebenaran.
2. Secara Terminologi
Pengertian Filsafat dari beberapa
ahli adalah sebagai berikut.
a. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997:227)
1)Teori atau analisis logis tentang
prinsip-prinsip yang mendasari pengaturan, pemikiran, pengetahuan, dan sifat
alam semesta
2) Prinsip-prinsip umum tentang
suatu bidang pengetahuan
3) Ilmu yang berintikan logika,
estetika, metafisika, dan epistemologi
4) Suatu cara berpikir yang
radikal, menyeluruh, dan mengupas sesuatu sedalam-dalamnya
Akal budi adalah mencakup
keseluruhan kemampuan yang spesifik manusiawi, yakni daya cipta, karsa, dan
rasa. Filsafat mengkaji hakikat segala yang ada di dunia ini, baik dari manusia
maupun sendiri maupun benda di sekitarnya.
b. Plato (427-347 SM):
Plato (427sm – 347 SM) seorang
filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan:
filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang
berminat mencapai kebenaran yang asli). Filsafat adalah ilmu yang berbicara
tentang hakikat sesuatu.
c. Aristoteles (Murid Plato)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan
tentang kebenaran yang meliputi logika, matematika, metafisika, fisika, dan
pengetahuan praksis. Aristoteles (384 sm – 322sm) mengatakan : filsafat adalah ilmus
pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda).
d. Marcus tullius cicero (106 sm –
43sm), politikus
dan ahli pidato Romawi.
Filsafat adalah pengetahuan tentang
sesuatu yang mahaagung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
e. Al-Farabi (Filosof muslim terbesar sebelum
Ibnu Sina yang meninggal 950 M)
Filsafat adalah ilmu:yang bertugas
untuk mengetahui semua yang ada karena ia ada. Filsafat adalah ilmu pengetahuan
tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
f. Imanuel Kant (1724-1804),
filosof abad renainses dari Jerman:
Filsafat adalah ilmu pengetahuan
mengenai pokok pangkal dari segala perbuatan dan pengetahuan. Filsafat itu ilmu
pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan,
yaitu: ” apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika) ” apakah
yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika) ”sampai di manakah pengharapan
kita? (dijawab oleh antropologi).
g. Prof. Dr. Fuad hasan, Guru Besar Psikologi Universitas
Indonesia
Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk
berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu
hal yang hendak dimasalahkan.
h. Bertrand Russel:
Filsafat ialah kegiatan berpikir
kritis yang bersifat serius. Fungsi filsafat bagi Russel sebagai pengkritik
pengetahuan, mengkritisi asas-asas ilmu pengetahuan. Ia mengatakan filsafat
adalah menjawab pertanyaan tinggi (sulit) yang tidak dapat dijawab oleh sains.
Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains.
i. William James:
Filsafat adalah kumpulan pertanyaan
yang belum terjawab oleh sains secara memuaskan.
j. Fung Yu Lan:
Filsafat adalah pikiran sistematis
dan merupakan refleksi tentang kehidupan.
Dalam khazanah keilmuan Islam
pengertian filsafat disejajarkan dengan pengertian “Hikmah”. Bagi dunia
Islam filsafat adalah hikmah itu sendiri. Seperti yang dikatakana oleh Ibn
Abbas hikmah adalah ucapan yang rasional yang dipelihara oleh kekuatan
empirik. Meskipun pengertian filsafat yang diberikan oleh para ahli filsafat
baik Barat maupun Timur, klasik maupun modern berbeda-beda, namun dari semua
definisi tersebut dapat diambil kesimpulan yang mengarahkan pada kesamaan
pengertian filsafat:
1. filsafat merupakan proses
pencarian kebenaran.
2. filsafat merupakan proses
berfikir yang mendalam
3. filsafat adalah pencarian hakikat
dari sesuatu hal yang ada.
Simpulan:
Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam,
sungguh-sungguh, dan radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.
B.Pengertian
Filsafat Bahasa
1. Kaelan, 1998:6-7:
Bahasa sebagai sarana analisis para
filsuf dalam memecahkan, memahami, dan menjelaskan konsep-konsep dan
problem-problem filsafat. Dengan perkataan lain, bahasa digunakan sebagai alat
analisis konsep-konsep dan masalah-maslah filsafat.
Salah satu cabang filsafat yang
mengandalkan analisis penggunaan bahasa karena banyak masalah dan konsep
filsafat yang hanya dapat dijelaskan melalui analisis bahasa sebab bahasa
merupakan sarana yang vital dalam filsafat.
2. Verhaar:
Filsafat bahasa mengandung dua makna
yaitu:
(1) Filsafat mengenai bahasa
Bahasa dijadikan sebagai objek
berfilsafat, seperti ilmu bahasa, psikolinguistik, sejarah asal-usul bahasa.
(2) Filsafat berdasarkan bahasa.
Bahasa dijadikan sebagai landasan
atau acuan dalam berfilsafat. Bahasa dianggap sebagai alat yang dapat
mengungkapkan gerak-gerik hati manusia, terutama ia berpikir, bagaimana
pandangannya mengenai dunia dan manusia itu sendiri tanpa terlebih dahulu
menyusun sistemnya. Dalam hal ini, menurut Verhaar bahasa mengandung dua pengertian;
bahasa eksklusif yaitu bahasa komunikasi sehari-hari yang dipakai sebagai
pedoman filsafat analitik dan bahasa inklusif yaitu bahasa musik, bahasa cinta,
bahasa alam yang dijadikan arahan dalam hermeneutika.
3. Rizal Mustansyir:
Filsafat bahasa adalah penyelidikan
secara mendalam terhadap bahasa yang dipergunakan dalam filsafat, sehingga
dapat dibedakan pernyataan filsafat yang bermakna dan tidak bermakna.
4. Asep A. Hidayat:
Filsafat bahasa dalam pengertian
sebagai ilmu adalah kumpulan dari hasil pemikiran filosof tentang hakikat
bahasa yang disusun secara sisitematis untuk dipelajari dengan menggunakan
metode tertentu. Sedangkan pengertian filsafat bahasa sebagai sebuah metode
adalah metode berfikir secara mendalam, logis, dan universal mengenai hakikat
bahasa.
C.
Pengertian Filsafat Ilmu Bahasa
Filsafat
mengambil peran penting karena dalam filsafat kita bisa menjumpai
pandangan-pandangan tentang apa saja (kompleksitas, mendiskusikan dan menguji
kesahihan dan akuntabilitas pemikiran sertagagasan-gagasan yang bisa
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan intelektual (Bagir, 2005).
Menurut
kamus Webster New World Dictionary, kata science berasal dari
kata latin, scire yang artinya mengetahui. Secara bahasa science berarti
“keadaan atau fakta mengetahui dan sering diambil dalam arti pengetahuan
(knowledge) yang dikontraskan melalui intuisi atau kepercayaan. Namun
kata ini mengalami perkembangan dan perubahan makna sehingga berarti
pengetahuan yang sistematis yang berasal dari 11 observasi, kajian,
dan percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menetukan sifat dasar atau
prinsip apa yang dikaji. Sedangkan dalam bahasa Arab, ilmu (ilm)
berasal dari kata alima yang artinya mengetahui. Jadi ilmu secara
harfiah tidak terlalu berbeda dengan science yang berasal dari
kata scire. Namun ilmu memiliki ruang lingkup yang berbeda dengan science
(sains). Sains hanya dibatasi pada bidang-bidang empirisme – positiviesme
sedangkan ilmu melampuinya dengan nonempirisme seperti matematika dan
metafisika (Kartanegara, 2003). Berbicara mengenai ilmu (sains) maka tidak akan
terlepas dari filsafat. Tugas filsafat pengetahuan adalah menunjukkan bagaimana
“pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya”. Will Duran dalam bukunya The
story of Philosophy mengibaratkan bahwa filsafat seperti pasukan marinir
yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri
inilah sebagai pengetahuan yang di antaranya ilmu. Filsafat yang memenangkan
tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Semua ilmu baik ilmu alam maupun ilmu
sosial bertolak dari pengembangannya sebagai filsafat.
Filsafat ilmu bahasa/kebahasaan adalah filsafat yang berupaya untuk
memecahkan masalah-masalah filosofis dengan cara menganalisis makna kata
dan hubungan logis antarkata di dalam bahasa. Yang diteliti dalam ilmu
bahasa adalah bahasa yang terdiri dari linguistik murni (fonetik, fonologi,
morfologi, sintaksis dan semantik) dan
linguistik terapan (pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi dll). Kegunaan dan peranan filsafat bahasa
itu sangat penting pada pengembangan ilmu bahasa karena filsafat bahasa itu
adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat bahasa,
sebab, asal dan hukumnya. ilmu bahasa atau lingkungan yang membahas ucapan tata
bahasa dan kosakata filsafat bahasa lebih berkenaan dengan arti atau arti
bahasa.
D. Perbedaan Filsafat Bahasa dengan
Filsafat Ilmu Bahasa
Sebelum melangkah lebih lanjut,
alangkah baiknya perlu dibedakan istilah filsafat bahasa (the philosophy of
language) dengan filsafat ilmu bahasa/linguistik (linguistic philosophy).
Dalam buku The Philosophy of Language (Searle, 1971: 1) pada bab
pendahuluan dijelaskan bahwa:
Linguistic philosophy consists in
the attempt to solve philosophical problems by analysing the meanings of words,
and by analysing logical relations between words ini natural languages….The
philosophy of language consists in the attempt to analyse certain general
features of language such as meaning, reference, truth, verification, speech
acts, and logical necessity.
Filsafat
ilmu bahasa/kebahasaan berupaya untuk memecahkan masalah-masalah
filosofis dengan cara menganalisis makna kata dan hubungan logis antarkata di
dalam bahasa. Sementara itu, filsafat bahasa lebih menekankan pada
analisis unsur-unsur umum dalam bahasa seperti makna, acuan (referensi),
kebenaran, verifikasi, tindak tutur, dan
ketidaknalaran.
Filsafat bahasa merupakan studi
filsafati berdasarkan nilai apriori atau aposteriori dari bahasa dan bagaimana
bahasa itu dijadikan sebagai alat komunikasi. Filsafat bahasa sebagai studi
analisis filsafati, pemaknaan bersifat objektif dan subjektif. Bersifat
objektif, apabila makna yang diungkap merupakan makna yang dikandung secara
leksikal/denotasi dalam sebuah wacana lisan atau tulisan. Bersifat subjektif,
apabila makna yang diungkap ada dalam mata si pembaca dan merupakan makna
kontekstual, yaitu apa yang ada di balik makna kata tersebut/konteks. Sedangkan
Filsafat ilmu Bahasa adalah Ilmu yang objeknya bahasa. Yang diteliti dalam ilmu bahasa adalah
bahasa yang terdiri dari linguistik murni (fonetik, fonologi, morfologi,
sintaksis dan semantik) dan linguistik
terapan (pengajaran bahasa, penerjemahan, leksikografi dll).
Kegunaan
dan peranan filsafat bahasa itu sangat penting pada pengembangan ilmu bahasa
karena filsafat bahasa itu adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat bahasa, sebab, asal dan hukumnya. Jadi pengetahuan dan
penyelidikan itu terfokus kepada hakekat bahasa juga sudah termasuk
perkembangannya. Pada
dasarnya perkembangan filsafat analatika bahasa meliputi tiga aliran yang pokok
yaitu atomisme logis, positivisme logis, dan filsafat bahasa biasa. Aliran
filsafat bahasa juga memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya adalah kekaburan
makna, bergantung pada konteks, penuh dengan emosi dan menyesatkan.
Jadi
peranan filsafat bahasa jelas sangat penting atau berpengaruh terhadap
perkembangan ilmu bahasa. Namun berbeda dengan ilmu bahasa atau lingkungan yang
membahas ucapan tata bahasa dan kosakata filsafat bahasa lebih berkenaan dengan
arti atau arti bahasa. Masalah pokok yang dibahas dalam bahasa lebih berkenaan
dengan bagaimana suatu ungkapan bahasa itu mempunyai arti sehingga analisa
bahasa tidak lagi dimengerti atau tidak lagi dianggap harus didasarkan pada logika
teknis baik logika formal maupun matematika tetapi berfilsafat didasarkan pada
penggunaan bahasa biasa. Oleh karena itu mempelajari bahasa biasa menjadi
syarat mutlak bila ingin membicarakan masalah-masalah filsafat, karena bahasa
merupakan alat dasar dan utama untuk berfilsafat.
E.
Hubungan Bahasa dan Ilmu Bahasa
Relasi
antara hubungan bahasa dan pengetahuan bahasa dapat dikatakan sebagai hubungan
kausalitas. Dan di dalam perkembangannya, bahasa sudah dijadikan obyek menarik
bagi perenungan, pembahasan dan penelitian dunia filsafat. Selain bahasa
mempunyai daya tarik tersendiri, ia juga memiliki kelemahan sehubungan dengan
fungsi dan perannya yang begitu luas dan kompleks, seperti ia tidak bisa
mengetahui dirinya secara tuntas dan sempurna, sehingga filsafatlah yag memberikan
pengetahuan pada dirinya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki dan memikirkan segala sesuatunya secara mendalam,
sungguh-sungguh, dan radikal sehingga mencapai hakikat segala situasi tersebut.
2. Filsafat bahasa dalam pengertian
sebagai ilmu adalah kumpulan dari hasil pemikiran filosof tentang hakikat
bahasa yang disusun secara sisitematis untuk dipelajari dengan menggunakan
metode tertentu. Sedangkan pengertian filsafat bahasa sebagai sebuah metode
adalah metode berfikir secara mendalam, logis, dan universal mengenai hakikat
bahasa.
3. Filsafat
ilmu bahasa/kebahasaan berupaya untuk memecahkan masalah-masalah
filosofis dengan cara menganalisis makna kata dan hubungan logis antarkata di
dalam bahasa. Sementara itu, filsafat bahasa lebih menekankan pada
analisis unsur-unsur umum dalam bahasa seperti makna, acuan (referensi),
kebenaran, verifikasi, tindak tutur, dan
ketidaknalaran.
4. Relasi
antara hubungan bahasa dan pengetahuan bahasa dapat dikatakan sebagai hubungan
kausalitas. Dan di dalam perkembangannya, bahasa sudah dijadikan obyek menarik
bagi perenungan, pembahasan dan penelitian dunia filsafat.
B. SARAN
Penulis banyak berharap para pembaca yang
budiman sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
A.Chaedar Alwasilah. 2010. Filsafat
Bahasa dan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ambary,
Abdullah. 1986. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: Djatnika.
Dardjowidjojo, Soejono. 2003. “ Menuju ke Penelitian yang
Ekplanatori.” Dalam Soekamto, ed. Rampai Bahasa, Pendidikan, dan Budaya.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 330-339.
Devit, Michael & Kim Sterelny. 1987. Language & Reality: an introduction to
the Philosophy of Language. Cambridge: The MIT Press.
Kaelan, M.S. 1998. Filsafat
Bahasa: Masalag dan Perkembangannya. Yogyakarta: Paradigma.
Pangabean, Maruli. 1981. Bahasa Pengaruh dan Peranannya.
Jakarta: Gramedia.
S. Suriasumantri. Jujun.2007. Filsafat Ilmu (Sebuah
Pengantar Populer).Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Slametmuljana. Prof. Dr. 1982. Asal usul Bahasa dan Bahasa
Nusantara Jakarta: Balai Pustaka.
Sugiarto, Bambang I. 1996. Postmoderisme: Tantangan bagi Filsafat. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Surajiyo,Drs.2007. Filasafat Ilmu dan Perkembangannya di
Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Suriasumantri, Jujun S. Ilmu
dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan tentang Hakekat Ilmu. Jakarta:
Yayasan obor Indonesia.
Wibowo, Wahyu. 2001. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Ahmad Asep.2006. Filsafat Bahasa. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar